Berhiasi bintang melantun kerlip yang lembut
Sementara purnama menyelimuti kesunyian dengan kedamaian
Padahal angin mengusik dingin yang kian beku
Ketika dini menjelang, aku pun mulai menyisakan lelap
Tak jarang mata-mata yang biasanya sinis terlihat seperti merapuh
Begitu ringkih tubuh ini untuk selalu tertopang
Hingga akhirnya kusandarkan pada sebuah bangku tua di ujung ruang
Tangan ini masih berusaha saja tuk berdendang
Padahal hati kecil tau semua mulai tak mampu
Kenapa tidak kulepas saja lelapku
Dan kuraih esok pagi tanpa tau pasti
Jakarta, 26 September 2007
Anjar Titoyo
Anjar Titoyo