Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Wednesday, November 17, 2004

CINTA ITU...

Cinta datang begitu saja
Diwaktu dan saat yang tak pernah diduga
Dari arah mana yang tak pernah kita terka
Menghampiri di setiap insan manusia


Cinta datang begitu saja
Tak seperti buah yang muncul karena musimnya
Tak seperti angin yang bertiup karena iklimnya
Tak juga seperti hujan yang turun pasti kebumi


Cinta itu buta
Dia datang kepada siapa saja
Begitu kasat seperti hantu
Tetapi dapat dirasakan oleh hati yang tulus


Cinta dapat merasuki siapa saja
Berawal dari mata
Terus merasuk melalui saraf, melewati sendi–sendi
Hingga bersemayam di hati


Cinta itu memabukan
Seperti anggur yang tersimpan lama
Membuat terlena siapapun yang meminumnya
Hingga tak menyadari akan keberadaan yang lain


Kita tak pernah mengerti ketika cinta itu datang
Dan baru menyadari akan keberadaannya ketika cinta itu pergi
Maka nikmati saja apa yang sedang kita rasakan…


Jakarta, 17 November 2004
Anjar Titoyo

Monday, September 13, 2004

SELAMAT JALAN CINTA

Di hatinya cintaku pernah singgah

Mendiami disetiap celah yang ada

Hingga begitu lama tak terganti


Dihatiku cintanya pernah singgah

Merasuk dalam hingga tak tergali

Terkubur oleh setiap bunga yang merekah


Di hatiku bayangnya ada

Terlukis indah oleh madunya

Hingga tak terhapus sampai masa yang tak berujung


Disinilah kau yang terbaring

Tertidur damai bersama cintanya

Disandingkannya cinta sebagai akhir dari petualangannya


Di pusaranya aku berdiri

Tepat dimana kau beristirahat dengan damai

Meski tak ku dapati lagi wajahmu yang manis itu

Yang terlihat hanya nisan bertorehkan sebuah nama


Mungkin tak begitu banyak terucap kata dari mulut ini

Tapi cukup hening untuk melepaskannya ikhlas

Tuk mengembalikannya kepada sang pencipta

Yang telah membuat cinta menjadi begitu abadi...


Senin kelabu, 13 September 2004

Anjar Titoyo

Saturday, January 31, 2004

WAKTU YANG TERSISA

Tuhan, beri aku waktu sedikit lagi
Untuk dapat bersamanya
Diantara puing-puing waktu yang tersisa


Tuhan, beri aku satu kesempatan lagi
Untuk dapat membuktikan ketulusan hati ini
Yang mulai bisa mencintainya


Tuhan, ulurkanlah tanganmu
Dan berikanlah kasihmu
Seiring detik yang tak pasti
Harapan mulai menjadi mimpi


Jakarta, 31 Januari 2004
Anjar Titoyo