Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Wednesday, October 15, 2008

KU LETAKAN CINTA DI UJUNG JALAN

Aku berdiri di ujung jalan

Menghentikan sejenak langkah sebelum hilang dibalik kabut

Aku lihat kau dimasa laluku

Sosok yang kabur samar memudar


Aku yang hilang di ujung jalan

Pergi dengan gelang yang pernah kau sematkan

Hampir usang dan rapuh seperti hatiku

Membiarkan cinta hilang sebelum sempatku genggam


Hanya sejuta kenangan yang melintas dipikiranku

Entahkah itu juga melintas dipikiranmu

Tapi aku letakkan cinta di sini, di ujung jalan

Entahkah itu yang nanti kau temukan dan meletakkannya dihatimu


Mungkin nanti semua telah terlambat

Jika nanti kau rubah hatimu

Karena aku telah hilang di ujung jalan

Dan tak mungkin kembali

Jakarta, 15 Oktober 2008

Anjar Titoyo

Tuesday, October 14, 2008

CINTA KERE

Mungkin aku tak punya gudang uang seperti mereka

Tak mampu mengajakmu pergi jauh ke tempat yang ingin kau kunjungi

Tak bisa memberimu apa-apa yang selalu kau bayangkan

Atau menjadikanmu mulia seperti seorang putri


Cintaku cinta kere

Aku hanya mampu menyematkanmu bunga liar di tepi jalan

Menyanyikan lagu balada nan romantis

Dan Memberimu separuh dari setiap milikku


Setiap sudut kota yang kejam kadang jadi saksi akan cinta ini

Tapi tidak di tempat mereka yang menghanyutkan pujaan hatinya dalam bahagia

Aku memang pernah mengajakmu melihat sunset terindah

Tapi tidak di tempat terindah


Jangan palingkan pandanganmu pada mereka

Karena aku tak mampu memberimu yang sama

Pegang saja erat tanganku lalu tersenyum menikmati ini

Meski semua ini ada hanya sementara


Ini caraku untuk mencintaimu

Tak sama dengan caranya mencintaimu

Jangan paksa aku untuk menjadi dia yang pernah mencintaimu

Karena dia masa lalumu sementara aku masa depanmu

Jakarta, 14 Oktober 2008

Anjar Titoyo

Friday, October 10, 2008

RASA YANG TERSELIP

Dari balik hati terselip rasa

Hampir usang dan rapuh berkesan

Ketika waktu sempat mengabai keindahannya

Ketika mata batin tak mampu melihat jelas


Sandarkan rasa pada sang penguasa

Ada kedamaian yang terpetik

Rasa damai terindah bagi hambanya

Mampu mengikiskan pesimis yang sempat kronis


Biar saja rasa bersemayam di balik hati

Biar saja tak semua tau tentang rasa ini

Biar saja cita rasa menjadi nikmat dengan sendiri

Yang terpenting rasa mampu hadirkan sempurna dari kehidupan


Jakarta, 10 Oktober 2008

Anjar Titoyo