Hujan telah mengusik kedamaian malam
Berbisik pada telinga-telinga si penjaga malam
Bergelut resah dihamparan peraduan rindu
Menanti mimpi yang tak kunjung datang
Angin malam semakin dingin berhembus
Tepat menghempas di balik sisi telinga si penjaga malam
Sementara simphoni hujan melantunkan irama abstrak
Merubah sunyi menjadi malam mencekam
Setiap pikiran mulai menerawang, riuh hujan semakin gemuruh
Setiap mata mulai terpejam, halilintar menggelegar kian perkasa
Kilatpun tak kalah berkilau menerangi setiap sudut ruang kota
Menebar terror bagi mereka si penjaga malam
Masih terjaga diperaduan
Mata-mata memandang waktu
Tapi sang waktu terus saja bergulir
Seolah tak perduli akan hujan yang tak kunjung henti
Mencoba menikmati alunan itu
Ternyata cukup merdu melantunkan riuh
Hingga perlahan hilang di ujung cakrawala
Disaat hari menjelang pagi
Jakarta, 21 Februari 2008
Anjar Titoyo