Riuh menderu ketika langit malam bercurah hujan
Dan angin berhembus lembut membelai
Masih terjaga aku dari kepekatan malam yang mencekam
Mencari penawar hati yang sedang rindu
Layaknya bahagia dia hadir disetiap rasa sepi yang melanda
Membuatku merasa cukup yakin tuk merindunya
Seyakin aku menjalani sisa waktu sejak dia hadir dalam hidupku
Sungguh aku yang sangat ingin dia
Entah seberapa pantas nantinya aku baginya
Dan aku tak peduli
Masih pada malam yang merintihkan hujan
Rasa rindu dihatiku semakin tebal
Gelisah bahkan meluap disetiap bagian otakku
Mengalirkan emosi untuk berani menyapanya
Karena justru itu membuatku terbata
Hanya sebait pesan singkat yang kukirim
Untuk sebuah isyarat hati
Sungguh tak pernah tau seberapa besar aku tersiksa akan rasa
Tentang rindu yang melanda
Tentang gelisah yang mendera
Sungguh aku tak pernah ada dihati itu
Untuk sekedar dikenangnya
Atau menjadi motivasi dalam harinya
Cahaya cinta yang kupancarkan, tak jua mampu menerangi hatinya
Sementara hangatnya cinta, justru tak mampu mencairkan hatimu yang beku
Kini paham tentang artiku baginya
Entah sebodoh apa aku nantinya
Kaulah penghuni tahta tertinggi dihatiku
Jakarta, 12 Mei 2009
Anjar Titoyo
2 comments:
Hai,
Alryan lagi nich.. hehe.. masih penasaran kepingin baca-baca puisi yang lain dan masih penasaran sama isi di balik cerita ini.
Klo puisi ini apakah masih sama ceritanya dengan puisi "Dilema Cinta dan Persahabat"?
maaf klo terkesan ingin ikut campur, cuma mau tau gmn cara dapetin inspirasi jadi bisa bikin puisi sebagus ini. apa harus bener-bener sakit hati or what?
Berbagi ya sama Ryan...
Thanks Anjar,
Sincerely,
Alyran
Sebenernya puisi yang ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan puisi yg judulnya "dilema cinta dan persahabatan".
Puisi akan dengan mudah dibuat ketika kita menulisnya dengan setulus hati, berdasarkan pengalaman pribadi serta dalam suasana hati yang tepat.
Tapi jangan salah, tidak selalu puisi dibuat dengan suasana hati yg sedang sedih, ketikan kita sedang merasakan suasana gembira pun bisa juga dibuat menjadi puisi.
Sekarang tinggal bagaimana kita punya kemauan untuk memulai menulis puisi....
Tapi.... senang bisa berbagi dan berdiskusi dengan anda. masukan Saran dan kritik anda sangat saya butuhkan untuk kedepannya lebih sempurna lg dalam berkarya.
Terima kasih (^_^)
- Anjar Titoyo-
Post a Comment